Cinta ini membuatku takut

            Cinta itu adalah anugerah yang mampu mengukir sejuta kisah terindah yang akan menjadi sejarah abadi dalam hidupku. Aku tersenyum sedih saat menonton ‘love in Paris’. Aku tersenyum melihat kisahnya yang romantis, mengingatkanku pada beberarapa bulan yang lalu. Dimana saat-saat romantis itu tak pernah habis dalam hidupku. Semuanya terasa begitu sempurna, saat dia melengkapi hidupku dan membuatku mengalami hal-hal indah yang tak pernah terpikirkan olehku sebelumnya. Dan aku bersedih karena itu hanya kenangan yang tak mungkin terulang.

            Hening, tak ada kata yang mampu ku ucap saat dia memintaku menjadi pacarnya. Berulang kali aku memintanya menunggu, tapi kali ini dia sudah tak mau menunggu lagi.

Aku memang mencintainya sejak awal, tapi aku tak pernah sanggup menerimanya jadi pacarku. Cinta ini membuatku takut untuk mengatakan iya. Karena aku tahu, dalam hubungan selalu masalah, dan aku takut kami tak bisa menghadapinya hingga hadir lah benci antara kami. Itu membuat aku tak pernah berani menjalin hubungan dengannya. Aku tak ingin membencinya, terlebih dibencinya.

            “Aku... aku .. tak ... tahu.” Ucapku terpatah-patah.

            “Kenapa? Apa kamu masih ragu denganku?”

Aku menunduk bingung.

            “Ask our God, bukankah kamu yang bilang kalau cinta itu anugerah darinya. Lalu kenapa kamu tak pernah menjawab anugerah yang Tuhan titipkan melewatiku?” dia mendesakku. Membuatku semakin bingung dan takut.

            “Cintamu, juga cintaku. Semua orang akan tahu aku juga mencintaimu. Tapi, hanya Tuhan yang tahu kenapa aku tak bisa menerimamu. Ku harap kita akan bersama, suatu hari nanti.”

Tak ku sangka itulah ucapan terakhir yang mampu dia dengar. Karena sehari setelah itu dia meninggalkanku.

            “Bodoh!! Ini alasan aku tak pernah bisa menerimamu. Aku takut kehilanganmu. Sekarang, rasa takutku telah kau benarkan!! Kenapa? Kenapa kamu harus mengakhiri kebersamaan kita? Kita memang tak bisa menjadi satu, tapi aku berharap kita bisa bersama. Dan sekarang, kamu memusnahkan harapanku.”

Aku tak mengerti dan masih belum mengerti cinta ini. Cinta yang membuatku takut, dan karena takut itu aku kehilangannya.

Cinta adalah anugerah, tapi mengapa anugerah itu menjadi alasan untuknya melakukan hal yang dilarang? Dosakah aku karena anugerah yang tertanam pada dirinya untukku membuatnya bunuh diri?